PENGEMBANGAN KREATIVTAS &
KEBERBAKATAN

Disusun Oleh:
Anisa Eka Putri (11513071)
1PA10
Universitas Gunadarma
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kreativitas atau creativity adalah sebuah istilah yang dicetuskan
oleh Alfred North Whitehead untuk menunjukan suatu daya di alam
semesta yang memungkinkan hadirnya entitas
aktual yang baru
berdasarkan entitas aktual-entitas aktual yang lain. Kreativitas adalah prinsip kebaruan, novelty. Dalam proses menjadi, kreativitas
mutlak ada. Jika tidak ada
kreativitas, maka tidak ada proses. Kreativitas
bukanlah entitas aktual. Kreativitas
adalah daya yang niscaya ada dalam proses karena adanya etintas aktual yang
baru. Oleh karena itu kreativitas
dalam filsafat proses tidak memiliki karakter yang terlepas dari entitas aktual
yang memberikan wujud pada daya ciptanya. Memahami kreativitas tidak terlepas
dari pemahaman atas perwujudan entitas aktual. Daya kebaruan inilah yang
memperlihatkan adanya beragam entitas aktual yang ada di alam semesta.
Di
alam semesta, entias aktual melakukan dua macam proses yang terjadi dalam
kompleksitas yang tinggi. Proses subjektifikasi dan prosesobjektifikasi. Pada proses subjektivikasi entitas aktual berbaur dan saling
berbenturan dalam [prehensi] untuk melahirkan entitas aktual yang baru. Pada proses ini, Kreativitas menjadi
daya pembaru. Kemungkinan-kemungkinan
karakter entitas aktual yang baru ditentukan melalui prehensi. Walaupun kemunkinan-kemungkinan
karakter entitas aktual yang muncul ini ada karena adanya prehensi, keunikan
dan kehadiran yang lain dari kemunkinan-kemungkinan karakter entitas aktual
yang muncul adalah upaya dari kreativitas, daya kebaruan. Pada proses objektivikasi entitas aktual bergerak melalui konkresi untuk menjadi datum atau informasi bagi potensi-potensi
terbentuknya entitas aktual-entitas aktual lainnya. Kemunculan datum dari satu entitas aktual mungkin
terjadi jika ada kreativitas. Jika
tidak ada Kreativitas, tidak ada datum,
tidak ada entitas aktual yang lain. Semuanya
berada pada hal-hal yang sama. Hal
ini tidak mungkin karena bertentangan dengan beragamnya realitas. Kreativitas
mengungkapkan realitas keberagaman yang ada di alam semesta ini. Melalui proses subjektivikasi dan objektivikasi kreativitas mutlak diperlukan karena
setiap entitas aktual selalu berada dalam proses menajadi. Ketika entitas aktual berada dalam
proses menjadi, ia akan berada pada "hakikatnya" yang baru. "Hakikat" yang baru inilah
yang merupakan partisipasi kreativitas.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR BIOGAS SKALA RUMAH
TANGGA Penelitian pembuatan biogas dari kotoran ternak ini bertujuan:
1) pemanfaatan biogas untuk bahan bakar pembangkit
listrik biogas; 2) penyediaan energi alternatif untuk bahan bakar kompor rumah
tangga berupa biogas dari kotoran ternak;
3) Mengurangi volume timbunan kotoran ternak yang
berpotensi mencemari udara, tanah dan air dan;
4) memanfaatkan kotoran ternak menjadi sesuatu yang lebih
bernilai.
Pembuatan biogas dari kotoran ternak dikembangkan dengan
metodologi fermentasi anaerob. Tahapan proses dengan metode ini yang pertama
adalah proses asidifikasi, yaitu proses penguraian atau dekomposisi komponen
penyusun bahan organik menjadi asam-asam organik tanpa oksigen. Tahapan proses
yang kedua adalah proses methanasi, yaitu proses perubahan asam-asam organik
menjadi biogas. Untuk proses fermentasi anaerob ini dilakukan dalam sebuah
biodigester. Biodigester yang digunakan adalah type semi permanen yang
berbentuk prisma yang terbuat dari bahan fiber. Volume biodigester ini sebesar
9 m3. Dengan volume sebesar ini maka diharapkan mampu menampung
lebih banyak bahan baku pembuatan biogas secara kontinue. Sehingga dapat
dihasilkan hasil biogas yang semakin banyak pula untuk kebutuhan bahan bakar
genset secara kontinue. Pembangunan sarana dan prasarana biogas Biodigester
adalah reaktor tempat berlangsungnya proses fermentasi limbah/kotoran sapi
menjadi biogas.
Di dalam reaktor biodigester ini akan terjadi penguraian
bahan-bahan organik yang terkandung dalam kotoran sapi menjadi asam-asam
organik. Selanjutnya asam-asam organik ini akan terurai secara anaerobik
menjadi biogas. Biodigester ini terbuat dari bahan fiber dengan volume 9 m3.
Biodigester ini tersusun dari pelat-pelat berbentuk persegi empat dan segitiga.
Bahan pembuat pelat tersebut terdiri dari campuran fiber dan resin yang disusun
berlapi-lapis hingga mencapai ketebalan 0,8 - 1 cm. Selanjutnya pelat-pelat
tersebut ini disusun menjadi bentuk menyerupai prisma/diamond dan
ditanam/diletakkan dalam galian tanah setinggi 1 - 1,5 m. Hal terpenting dari
pembuatan biodigester ini adalah tidak boleh ada kebocoran sedikitpun dari
rangkaian pelat penyusun biodigester tersebut. Gas holder adalah reaktor
penampung biogas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan biogas sebelum
dialirkan melalui pipa koneksi menuju generator ataupun kompor biogas. Gas
holder ini terbuat dari bahan plastik Polyethylene 150 s/d 200 mikron diameter
1.2 m panjang 2 - 3m.
Biogas yang tertampung dalam gas holder selanjutnya
mengalir melalui pipa koneksi/selang menuju ke rumah-rumah dan selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan bakar generator dan kompor biogas. Perencanaan
desain unit biodigester dan pembinaan teknis Sebelum dilakukan pembuatan
biodigester dan unit perlengkapan lainnya, maka terlebih dahulu perencanaan
desain untuk unit biodigester tersebut. Urutan perencanaan desain unit
biodigester dimulai dengan perhitungan volume biodigester, penentuan model
biodigester. Uji Kinerja Pembangkit Listrik/Genset dengan menggunakan Bahan
Bakar Biogas Setelah pekerjaan perencanaan biodigester dan sarana prasarana
biogas telah selesai dilakukan maka untuk selanjutnya adalah uji kinerja
pembangkit listrik/genset dengan menggunakan bahan bakar biogas.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan data
sebagai berikut :
- Untuk menghasilkan daya sebesar 450 - 1000
Watt sebuah genset memerlukan bahan bakar biogas sebesar 0,6 - 1 m3 biogas
perjam.
- Pemakaian genset adalah berkisar 12 jam/hari.
- Konsumsi biogas untuk genset perhari adalah
berkisar 7,2 - 12 m3/hari.
Kegiatan penelitian pembangkit listrik berbahan bakar
biogas skala rumah tangga ini merupakan kegiatan kerjasama antara Badan Litbang
ESDM dengan Universitas Negeri Padjajaran (UNPAD) guna meningkatkan peran
Energi Baru dan Terbarukan. Berdasarkan konsep penerapan teknologi produksi
biogas untuk bahan bakar pembangkit listrik pada kegiatan ini maka diperoleh
hal-hal berikut :
- Biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik/genset.
- Untuk menghasilkan daya sebesar 450 - 1000
Watt sebuah genset memerlukan bahan bakar biogas sebesar 0,6 - 1 m3 biogas
perjam.
- Biogas yang dihasilkan ditampung dalam
penampung gas (gas holder) kemudian disalurkan melalui selang untuk
dimanfaatkan sebagai bahan bakar genset dan kompor.
- Biodigester yang digunakan dalam pembuatan
biogas ini adalah biodigester type semi permanen dengan volume 9 m3.
Biodigester ini terbuat dari campuran bahan fber dan resin yang dibuat
berlapis-lapis. Dengan adanya teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi
ini maka manfaat secara langsung yang dapat dirasakan adalah berkurangnya
timbunan kotoran sapi yang berpotensi mencemari udara, tanah dan air.
DAFTAR PUSTAKA