Jumat, 02 Desember 2016

#SIP Desain Aplikasi Psikologi

TES KEPRIBADIAN

Image result for kepribadian
    Kepribadian adalah sesuatu yang unik dan spesifik. Setiap orang memiliki pribadi yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kata kepribadian berasal dari kata Latin yaitu “persona” yang berarti topeng. Para aktor di Yunani Kuno mengenakan topeng untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang yang memiliki referensi asli atau palsu pada karakternya dalam penampilannya di panggung (Madhava dan Rao, 2008). 

    Menurut Yinger (dalam Maryati dan Suryawati, 2001), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi tertentu. Ungkapan sistem kecenderungan tertentu tersebut menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas, seperti sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan yang sama setiap hari. Sementara ungkapan interaksi dengan serangkaian situasi menyatakan bahwa perilaku merupakan produk gabungan dari kecenderungan perilaku individu dan situasi perilaku yang dihadapi individu tersebut.

   Dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri atau karakter yang ada pada tiap individu yang secara konsisten baik itu tampak ataupun tidak tampak dengan keunikan tiap individu yang membedakannya antara satu orang dengan orang lainnya. Karakter atau ciri-ciri ini dianggap sebagai suatu organisasi dinamis yang ada di dalam individu sebagai suatu sistem psikofisis yang menentukan individu tersebut dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
















Sumber:
Madhava, K., & Rao, D.B. (2008). Personality of adolescent students. New Delhi: Discovery                Publishing House Pvt. Ltd.
Maryati, K., & Suryawati, J. (2001). Sosiologi: untuk SMA dan MA Kela X. Jakarta: Esis Erlangga.
https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwihtpLh5tLQAhXHrI8KHe9dAtIQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Ffactinformationtruth.blogspot.com%2F2013%2F06%2F1-kepribadian-dasar-manusia-four.html&psig=AFQjCNFtDl_8pVl5IMtAzP6Rcjz1u8BUYQ&ust=1480674887121923


#SIP Artificial Intelligence dan Expert System


Secara umum sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh seorang pakar. Diharapkan dengan sistem ini, orang awam dapat menyelesaikan masalah tertentu baik sedikit rumit ataupun rumit sekalipun tanpa bantuan para ahli dalam bidang tersebut.

Pemakai Sistem Pakar
Sistem pakar dapat digunakan oleh :
1)   Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
2)   Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.
3)   Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin langka.

Ciri-ciri sistem pakar :
1)   Terbatas pada bidang yang spesifik
2)   Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3) Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat pahami.
4)  Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5)  Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6)  Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
7)  Outputnya tergantung dari dialog dengan user.
8)  Knowledge base dan interfence engine terpisah.

1.      Hubungan AI dengan Expert System
Sistem pakar merupakan cabang dari kecerdasan buatan, yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer dan meyimpan pengetahuan di dalam komputer sehingga memungkinkan user dapat berkonsultasi layaknya dengan pakar manusia. Program konsultasi tersebut mencoba untuk menirukan proses penalaran seorang pakar dalam memecahkan masalah yang rumit. Sistem pakar disebut juga sebagai aplikasi atau sistem kecerdasan buatan yang banyak dikembangkan dan paling banyak digunakan. Di dalam kecerdasan buatan terdapat dua bagian utama yang dibutuhkan yaitu Knowledge Base dan Inference Engine. Lingkup utama dalam kecerdasan buatan salah satunya adalah sistem pakar. Di dalam sistem pakar sendiri terdapat tiga bagian utama, yaitu Knowledge Base dan Working Memory yang diolah dalam Inference Engine sehingga menghasilkan suatu pemecahan atas suatu masalah.

Bila diibaratkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) adalah sebuah pohon yang terdiri dari batang, cabang, dan akar, maka hubungan kecerdasan buatan dengan sistem pakar yaitu kecerdasan buatan sebagai batang pohon sedangkan sistem pakar adalah sebagai salah satu cabang pohon dari kecerdasan buatan. Jadi sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang membuat program konsultasi (advisory) yang mencoba untuk menirukan proses penalaran seorang pakar/ahli dalam memecahkan masalah yang rumit.
2.      Perbedaan AI dengan Expert System
apabila system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan AI mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.

3.      Beberapa Expert System
ELIZA.
Eliza merupakan salah satu Sistem Pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah program komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT tahun 1976. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
Berikut ini adalah contoh percakapan antara Eliza dengan seorang klien :
Eliza: Hello. I am ELIZA. How can I help you?
Klien: My name is Balza.
Eliza: I have told you before, I do not care about names.
Klien: I don’t have any money. That’s my problem.
Eliza: Why do you say your problem?
Klien: Because you asked me.
Eliza: Do any other reasons not come to mind?
Klien: No.
Eliza: You are being a bit negative.
Klien: Why?
Eliza: Please go on.
Klien: OK. I am bankrupt.
Eliza: How long have you been bankrupt?
Klien: A year.
Eliza: Please go on.
Klien: So, what should I do?
Eliza: Does that question interest you?
Klien: Yes, how can I make big money?
Eliza: You are sure?
Klien: Of course I’m sure.
2.      Parry.
Parry adalah Sistem Pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid. Berikut ini contoh respon Parry terhadap pertanyaan seorang psikiater yang menginterviewnya.
Psikiater : Why are you in the hospital?
Parry : I shouldn’t be here.
Psikiater : Who brought you here?
Parry : The police.
Psikiater : What trouble did you have with the police?
Parry : Cops don’t do their job.
Psikiater : What do they do instead?
Parry : Cops arrest the wrong people.
Psikiater : They arrest the right ones sometimes
Parry : The law should get those Italian crooks.
Psikiater : Are you Italian?
Parry : My background is British but I was born in this country.
Psikiater : Do you know any Italian crooks?
Parry : I try to avoid the underworld.

3.      NETtalk
Connectionists telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan terkenal yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik dari kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan mendengarkan sangat menarik.

Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.

Sumber:


#SIP AI (Artificial Intelligence)

PENGERTIAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)



Sebelumnya apakah kalian tahu apa itu AI (Artificial Intelligence)?

Artificial Intelligence (AI) atau sering disebut dengan kecerdasan buatan adalah aktivitas penyediaan seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang akan dianggaap sama cerdasnya dengan kemampuan yang dimiliki manusia (McLeod & Schell, 2008).

Menurut Minsky (dalam Kusrini, 2006) kecerdasan buatan merupakan ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Definisi lain diungkapkan oleh Rich dan Knight (dalam Kusrini, 2006) bahwa kecerdasan buatan (AI) sebagai sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membuat komputer dapat melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa Artificial Intelligence(AI) atau kecerdasan buatan adalah ilmu pembuatan komputer yang memiliki kecerdasan dalam melakukan hal-hal yang menyerupai hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia.

SEJARAH SINGKAT


Sebelum lanjut lagi kalian harus tahu dulu nih asal-usul AI-nya sendiri….
Asal-usul Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan itu sendiri adalah sebagai berikut (McLeod & Schell, 2008):
Pertama kali digunakan untuk bisnis, disebarkan pada tahun 1956 oleh General Electric, istilah kecerdasan buatan pertama kali dikemukakan oleh John McCarthy di tahun yang sama sebagai tema di Dartmouth College. Pada tahun yang sama komputer AI pertama disebut Logic Theorist diumumkan. Adanya keterbatasan kemampuan Logic Theorist yang hanya dapat membuktikan teorema-teorema kalkulus, maka para peneliti teerdorong merangcang program lain yang disebut dengan General Probleem Solver (GPS) ditujukan dalam memecahkan berbagai masalah. Proyek ini  membuat para peneliti kewalahan dalam menyusun program AI tersebut, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi komputer lainnya seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus berkembang membuahkan hasil.

HUBUNGAN AI DENGAN KOGNISI MANUSIA

Lalu bagaimana hubungan artificial intelligence dengan kognisi manusia ?
Kecerdasan memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan kognitif yang dimiliki manusia, beberapa program komputer bisa bekerja lebih efektif dari pikiran manusia. Sehingga, sistem ini berpedoman pada sistem kognisi manusia atau cara berfikir manusia, dalam bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil suatu keputusan.

Menurut Solso, Maclin, dan Maclin (2008) bahwa kecerdasan manusia dianggap sebagai salah satu komponen dari akal manusia yang berinteraksi dengan pemrosesan informasi. Pembahasan terbaru mengenai kecerdasan buatan (atrificial intelligence) menimbulkan pertanyaan mengenai keunikan manusia yang seperti apakah yang berkaitan dengan inteligensi manusia, dan kemampuan seperti apakah yang diperlukan komputer untuk bertindak seperti kecerdasan yang dimiliki manusia.

Kecerdasan buatan adalah ilmu yang didasarkan pada proses berpikir manusia, hal ini dapat dilihat dari cara kerja artificial intelligence menyerupai dengan cara kerja kognisi manusia, dimana kognisi manusia bekerja untuk menerima stimulus, kemudian diproses dan setelah itu akan menghasilkan respon. Sedangkan cara kerja artificial intelligence adalah menerima input, diproses dan kemudian mengeluarkan output berupa suatu keputusan. Sehingga, melalui pengetahuan tentang proses berpikir dan bagaimana cara berpikir tersebut, peneliti menggunakannya untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara buatan. Dari semua proses berpikir itulah yang akan menolong manusia dalam menyelasaikan suatu persoalan. Pada saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang harus dilakukan, demikian pula dengan artificial intelligence yang dibuat untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

Sumber :
McLeod, R. Jr., & Schell, G. P. (2008). Management information systems: sistem informasi manajemen, 10th ed. Jakarta: Salemba Empat
Kusrini. (2006). Sistem pakar: teori dan aplikasi. Yogyakarta: Andi
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi kognitif, 8th ed. Jakarta : Erlangga